Kegiatan Usaha Hulu
Overview
- Di bookmark oleh: 0 Orang
- Di lihat oleh: 3306 Orang
- Update: 09-Apr-2020
Kegiatan usaha Pertamina di sektor hulu yang dikelola oleh Direktorat hulu mencakup kegiatan eksplorasi, pengeboran, pengembangan dan produksi minyak, gas dan panas bumi, penyediaan jasa teknologi, serta jasa pemboran dan services baik dalam maupun luar negeri. Dalam rangka mencapai pertumbuhan sektor hulu (upstream growth) sebagai salah satu dari 8 Pilar Prioritas Strategi Pertamina, strategi usaha di sektor hulu adalah meningkatkan produksi dan menambah cadangan migas baru, baik secara organik melalui kegiatan Improved Oil Recovery (IOR) dan Enhanced Oil Recovery (EOR) pada aset yang telah ada, maupun secara anorganik dengan melakukan strategi merger and acquisition (M&A) blok-blok migas di dalam maupun di luar negeri.
Kegiatan tersebut dilaksanakan Perusahaan melalui Entitas Anak Perusahaan Hulu (APH) yang bertindak sebagai strategic armlength Perusahaan di sektor hulu, yakni sebagai berikut :
- PT Pertamina EP (PEP) : http://pep.pertamina.com
- PT Pertamina Hulu Energi (PHE) : http://phe.pertamina.com/
- PT Pertamina EP Cepu (PEPC) : http://pepc.pertamina.com/id/index.html
- PT Pertamina EP Cepu Alas Dara Kemuning (PEPC ADK) : http://pepcadk.pertamina.com/
- PT Pertamina Internasional Eksplorasi Produksi (PIEP) : http://www.piep.pertamina.com/
- PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) : http://pge.pertamina.com/
- PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) : http://pdsi.pertamina.com/
- PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) : https://phi.pertamina.com/
- PT Elnusa Tbk. : https://www.elnusa.co.id/
Pada tahun 2018 Pertamina memproduksi minyak dan gas secara total sebesar 921 MBOEPD, lebih tinggi 33% dibandingkan pencapaian produksi tahun 2017. Produksi minyak tahun 2018 yakni sebesar 393 MBOPD, meningkat 15% dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan produksi gas sebesar 3.059 MMSCFD, meningkat 50% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sepanjang tahun 2018, realisasi pemboran eksplorasi sebanyak 14 sumur yang terdiri dari PEP sebanyak 8 sumur, PHE 5 sumur, dan PGE 1 sumur. Sedangkan total realisasi Seismik 2D adalah sebesar 2.490 km yang terdiri dari PEP 1.090 km dan PHE 1.400 km. Total realisasi Seismik 3D seluas 928 km2 terdiri dari PEP 507 km2 dan PHE 421 km2. Realisasi Sumber Daya 2C di tahun 2018 mencapai sebesar 794,31 MMBOE, terdiri dari 270,19 MMBO minyak dan 3.036,63 BSCF gas. Kontribusi sumber daya 2C dari PEP sebanyak 71 MMBOE, PHE 195 MMBOE, dan PHI 529 MMBOE. Pada bulan Agustus 2018 PT Pertamina EP melalui kegiatan eksplorasi di Sumur Akasia Maju (AMJ)-001 berhasil menemukan sumber daya hidrokarbon baru sebesar 11.45 MMBOE. Keberhasilan ini juga didapatkan dari pemboran lain yang dilakukan oleh PT Pertamina EP, di antaranya Sumur Titanum (TTN)-001, Pinus Harum (PHR)-001 dan Wolai (WOL)-001. Sedangkan untuk PT PHE keberhasilan dalam penemuan sumber daya hidrokarbon juga didapatkan dari pemboran Sumur N-7, SES-1, Kumis-2 dan KKX-1. Pemboran sumur-sumur tersebut juga bertujuan untuk pembuktian prospek baru kegiatan eksplorasi yang pada akhirnya akan dapat membantu peningkatan produksi PT Pertamina.
Pertamina senantiasa bekerja keras membangun bangsa dengan mengokohkan komitmen dalam bidang energi baru dan terbarukan serta diversifikasi usaha.
PT Pertamina (Persero) telah menempuh enam dekade dalam industri energi. Komitmen ini dibuktikan dengan penyediaan produk yang lebih berkualitas guna memenuhi kebutuhan konsumen akan produk yang unggul. Kini saatnya, Pertamina memantapkan langkah, menyongsong tantangan yang membentang dengan penuh optimisme guna menciptakan pertumbuhan bisnis Perusahaan yang berkelanjutan melalui investasi dan optimalisasi bisnis agar terus tumbuh sesuai dengan harapan seluruh pemangku kepentingan.
Tonggak sejarah Pertamina diawali sekitar tahun 1950-an, Pemerintah Republik Indonesia menunjuk Angkatan Darat yang kemudian mendirikan PT Eksploitasi Tambang Minyak Sumatera Utara untuk mengelola lading minyak di wilayah Sumatera. Pada 10 Desember 1957, perusahaan tersebut berubah nama menjadi PT Perusahaan Minyak Nasional, disingkat PERMINA. Tanggal ini diperingati sebagai lahirnya Pertamina hingga saat ini. Pada 1960, PT Permina berubah status menjadi Perusahaan Negara (PN) Permina. Kemudian, PN Permina bergabung dengan PN Pertamin menjadi PN Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (Pertamina) pada 20 Agustus 1968.
PT Pertamina (Persero) melakukan transformasi fundamental dan usaha Perusahaan pada 20 Juli 2006. PT Pertamina (Persero) mengubah visi Perusahaan yaitu, “menjadi perusahaan minyak nasional kelas dunia“
Pertamina melalui anak usaha PT Pertamina International EP mengakuisisi saham perusahaan migas Prancis Maurel et Prom (M&P) dengan kepemilikan saham sebesar 72,65% saham. Pada tanggal 10 Desember 2007. Kemudian tahun 2011, Pertamina menyempurnakan visinya, yaitu “menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia“. Melalui RUPSLB tanggal 19 Juli 2012, Pertamina menambah modal ditempatkan/disetor serta memperluas kegiatan usaha Perusahaan.
Pada 14 Desember 2015, Menteri BUMN selaku RUPS menyetujui perubahan Anggaran Dasar Pertamina dalam hal optimalisasi pemanfaatan sumber daya, peningkatan modal ditempatkan dan diambil bagian oleh negara serta perbuatan-perbuatan Direksi yang memerlukan persetujuan tertulis Dewan Komisaris. Perubahan ini telah dinyatakan pada Akta No.10 tanggal 11 Januari 2016, Notaris Lenny Janis Ishak, SH.
VISI PERTAMINA
Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia
MISI PERTAMINA
Menjalankan usaha minyak gas, serta energi baru dan terbarukan secara terintegrasi berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat
TATA NILAI UNGGULAN 6C
- CLEAN. Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asasasas tata kelola korporasi yang baik.
- CONFIDENT. Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan membangun kebanggaan bangsa.
- COMMERCIAL. Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
- COMPETITIVE. Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja.
- CUSTOMER FOCUS. Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
- CAPABLE. Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.
Senantiasa Membangun Bangsa