MENU×
Desa Wisata Osing Kemiren
Desa Wisata Osing Kemiren

Desa Wisata Osing Kemiren

Semula Sawah Hutan, Kini Menjadi Tujuan Wisatawan

Managed By Admin

Admin

Whatsapp
Desa Wisata Osing Kemiren

Desa Wisata Osing berada di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah. Di sini tinggal sekelompok Suku Osing, mereka adalah keturunan Hindu Blambangan yang masih tersisa. Mulanya, desa ini hanya berupa sawah dan hutan milik penduduk Desa Cungking (cikal-bakal nasyarakat Osing). Pada tahun 1830 saat penjajahan Belanda barulah lahir sebuah desa bernama Kemiren. Asal mula kata Kemiren menurut para sesepuh Desa, dahulu di Desa Kemiren saat pertama kali ditemukan, desa tersebut masih berupa hutan dan terdapat banyak pohon kemiri dan duren (durian) sehingga mulai saat itu, daerah tersebut dinamakan “Desa Kemiren”.

Menurut sejarah masyarakat Desa Kemiren berasal dari orang-orang yang mengasingkan diri dari kerajaan Majapahit setelah kerajaan ini mulai runtuh sekitar tahun 1478 M. Selain menuju ke daerah di ujung timur Pulau Jawa ini, orang-orang Majapahit juga mengungsi ke Gunung Bromo (Suku Tengger) di Kabupaten Probolinggo, dan Pulau Bali. Kelompok masyarakat yang mengasingkan diri ini kemudian mendirikan kerajaan Blambangan di Banyuwangi yang bercorak Hindu-Buddha seperti halnya kerajaan Majapahit. Kemudian masyarakat Kerajaan Blambangan berkuasa selama dua ratusan tahun sebelum jatuh ke tangan kerajaan Mataram Islam pada tahun 1743 M.

Desa Kemiren ini lahir pada zaman penjajahan Belanda, tahun 1830-an. Awalnya, desa ini hanyalah hamparan sawah hijau dan hutan milik para penduduk Desa Cungking yang konon menjadi cikal-bakal masyarakat Osing di Banyuwangi. Hingga kini Desa Cungking juga masih tetap ada. Letaknya sekitar 5 km arah timur Desa Kemiren. Hanya saja, saat ini kondisi Desa Cungking sudah menjadi desa kota. Saat itu, masyarakat Cungking memilih bersembunyi di sawah untuk menghindari tentara Belanda. Para warga enggan kembali ke desa asalnya di Cungking. Maka dibabatlah hutan untuk dijadikan perkampungan.

Desa Kemiren telah ditetapkan sebagai Desa Osing yang sekaligus dijadikan cagar budaya untuk melestarikan keosingannya. Area wisata budaya yang terletak di tengah desa itu menegaskan bahwa desa ini berwajah Osing dan diproyeksikan sebagai cagar budaya Osing. Masyarakat Osing yang tinggal disini berbeda dengan masyarakat Jawa lainnya, bahkan bahasa yang digunakan pun berbeda yaitu Bahasa Osing dimana bahasa ini memiliki ciri khas yaitu ada sisipan huruf "Y" dalam pengucapannya. Sebagai contoh: "madang" (makan) menjadi "madyang", "abang" (merah) menjadi "abyang" dan sebagainya. Perbedaan lain yang bisa ditemui antara lain tradisi yang telah dijalankan turun-temurun antara lain Gedhongan, atraksi Barong Osing, Tari Gandrung dan masih banyak lagi.

Masyarakat Osing yang tinggal disini masih melakukan tradisi yang bergitu erat dan rutin dalam hal bertani, menumbuk padi di sebuah lumbung panjang secara bersama-sama dan kegiatan tradisional lain. Saat musim panen tiba, masyarakat akan mengadakan semacam syukuran. Saat panen, para petani akan memainkan semacam alat musik dan diiringi oleh angklung serta tabuhan gendang. Masyarakat perempuan pun juga tak mau kalah, mereka akan memainkan alunan musik menggunakan lesung dan alu yang dipukulkan secara bergantian.

Hal Yang Bisa Dilakukan di Desa Wisata Osing Kemiren
Bersinggah di penginapan yang memiliki suasana sejuk bisa menjadi jawaban untuk sejenak melepas penat dari hiruk pikuk kota dan segala masalah yang ada. Di Desa Wisata Osing menyediakan tempat penginapan dalam kawasan taman wisata yang dibuat semirip mungkin dengan rumah warga suku asli, dengan dikelilingi rindangnya pepohonan menjadikan penginapan ini terlihat seperti cottage yang terletak di tengah hutan. Tak hanya penginapan, namun juga dilengkapi dengan taman rekreasi yang terdiri dari kolam renang dan taman bermain anak.

Pada bagian Barat, wisatawan bisa menjumpai perkebunan durian. Kala musim panen tiba, wisatawan bisa langsung menikmati durian disini tentunya dengan harus membeli terlebih dahulu.

Desa wisata ini juga sering digunakan sebagai lokasi festival. Contohnya seperti festival ngopi sewu, dan lainnya. Wisatawan juga bisa mencoba kuliner khas suku Osing seperti pecel pitik dan uyah asem.

Terdapat juga sebuah museum yang mempresentasikan berlangsungnya adat istiadat yang telah mendarah daging di Desa Kemiren, Banyuwangi. Tempat tersebut adalah Sanggar Genjah Arum. Tempat ini dikelola secara pribadi namun bertujuan untuk melestarikan dan mempertahankan budaya dari suku asli Banyuwangi. Di dalam bangunan sanggar terdapat tujuh buah rumah adat yang berusia sekitar puluhan tahun. Rumah itu dinamakan dengan angklung pagak, sebuah gubuk kecil terbuat dari bambu dan atap dari bahan ijuk. Paglak ini dibangun di atas tanah dengan bambu setinggi 10 meter. Nama angklung diberikan karena alat musik tersebut dimainkan di atas gubuk, jadilah nama angklung paglak.

Pertunjukan lain yang bisa dinikmati adalah Tari Gandrung. Tarian mempesona ini juga dapat dilihat di Sanggar Genjah Arum.

Mengunjungi Desa Adat ini belum lengkap jika belum mencicipi Kopi Osing atau kopi khas masyarakat Osing yang dikenal memiliki cita rasa yang begitu nikmat. Serunya lagi selain mencicipi, wisatawan juga bisa melakukan praktek langsung pengolahan kopi mulai dari menyangrai, menumbuk biji kopi, menyaring bubuk hingga penyajian kopi.

Akses Menuju Ke Desa Wisata Osing Kemiren
Desa wisata ini berlokasi di Dusun Krajan, Kemiren, Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Wisatawan bisa sampai di lokasi ini menggunakan transportasi umum atau pribadi, baik beroda dua maupun empat. Jalan yang ditempuh sudah cukup bagus sehingga wisatawan yang datang ke lokasi ini tak perlu khawatir akan jalanan yang rusak parah seperti desa-desa terpencil lainnya.

Fasilitas Yang Tersedia di Desa Wisata Osing Kemiren
Fasilitas yang disediakan cukup lengkap, diantaranya:

  • Penginapan
  • Tempat parkir
  • Warung / kedai makanan
  • Taman rekreasi
  • Kolam renang
  • Taman bermain anak

Tiket dan Jam Operasional Desa Wisata Osing Kemiren

Desa Wisata Osing Kemiren dibuka untuk wisatawan pada pukul 07.00 - 20.00 dengan harga tiket masuk Rp 5.000 per orangnya, cukup murah dan terjangkau dengan fasilitas yang didapatkan di desa wisata ini. Namun jika ingin merasakan penginapan disini akan dikenakan biaya tambahan lagi.

Sumber:

  • Labirutour.com. “Desa Adat Kemiren”
  • Jejakpiknik.com. ”10 Gambar Desa Wisata Osing Kampung Kemiren Banyuwangi, Hotel Cottage Penginapan + Asal Usul”

Nearby