Sejarah Rawon Nguling bermula di Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan pada 1942. Awalnya, warung yang diberi nama Depot Lumayan tersebut menyajikan beragam menu. Namun yang kerap jadi favorit pelanggan adalah nasi rawon.
Karena lokasi depot berada di Kecamatan Nguling, banyak pelanggan menyebut Depot Lumayan sebagai Rawon Nguling. Hal ini membuat trade mark Rawon Nguling lantas mulai menguat. Tulisan Depot Lumayan sendiri sebenarnya masih ada, namun banyak orang sudah terlanjur familiar dengan nama Nguling.
Dirintis oleh Mbah Lik, Rawon Nguling kini sudah punya tujuh cabang, Lima di antaranya tersebar di Surabaya, serta masing-masing satu di Jakarta dan Malang.
Buka dari jam 07.00 hingga pukul 15.30, Depot Nguling juga menyediakan aneka ragam masakan Jawa Timur. Tak hanya rawon, pengunjung bisa menikmati beragam jenis hidangan lezat untuk sarapan maupun makan siang. Selain menu andalan nasi rawon, warung ini juga menyediakan sajian khas Jawa Timur lainnya. Pengunjung bisa mencicipi rawon tutup dengkul, rawon buntut, nasi gule kambing, lodeh pecel, nasi pecel, nasi lodeh, dan banyak hidangan lezat lainnya.
Seporsi nasi rawon ditawarkan dengan harga Rp35.000, terdiri dari nasi, rawon, sambal, serta taoge. Kuahnya tidak terlalu hitam dan pekat. Potongan dagingnya besar dan empuk. Begitu masuk mulut, rasanya gurih dan lezat. Santap siang kami kala itu pun terasa sangat nikmat. Rawon akan terasa kian mantap jika disantap bersama lauk pelengkap seperti tempe, mendol, perkedel, empal, paru, babat, otak, serta limpa.
Tidak hanya wisatawan luar kota maupun warga lokal, sederet pejabat dan artis Indonesia juga menjadikan Rawon Nguling salah satu kuliner favorit mereka.
Menurut penuturan salah seorang pegawai Nguling, beberapa keluarga mantan Presiden RI memesan nasi rawon Nguling secara rutin hingga seminggu sekali. Bahkan sajian tersebut diminta untuk langsung dikirim ke Jakarta.
Source :
- Travelingyuk.com. "Rawon Nguling Malang"
- Tripadvisor.com". Depot Rawon Nguling Malang"